Pages

Kamis, 20 Oktober 2011

Filsafat Ilmu Ekonomi :D




I.      Ontologi/Object Ilmu Ekonomi
Segala macam kegiatan dan kesibukan hidup manusia ini ternyata digerakkan oleh kemakmuran yang merupakan tujuan dari setiap usaha manusia. Oleh karenanya object dari Ilmu Ekonomi adalah “Produksi Barang dan Jasa”. Dengan demikian, kemunculan ilmu ekonomi kiranya berangkat dari perasaan kurang atau belum makmur. Lalu, di manakah peran ilmu ekonomi dalam laitannya dengan upaya meraih kemakmuran?

Apabila menyebut kata “ekonomi”, umumnya orang sudah mengerti bahwa kata ini erat hubungannya dengan usaha. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomia. Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomos berarti mengatur. Jadi, arti asli oikonomia adalah mengatur rumah tangga. Kemudian, arti asli tadi berkembang menjadi arti baru, sejalan dengan perkembangan ekonomi menjadi suatu ilmu yaitu dimana pengetahuan yang tersusun menurut cara yang runtut dalam rangka mengatur rumah tangga.

Banyak ragam definisi yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi. Akan tetapi semua definisi itu pada prinsipnya sama. Unsur penting yang patut kita perhatikan dalam penjabaran makna ilmu ekonomi adalah :
a.      adanya kebutuhan manusia yang tidak terbatas
b.     alat-alat pemuas kebutuhan terbatas jumlahnya
c.      adanya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya
d.     penggunaan alat pemuas kebutuhan untuk berbagai tujuan bersifat alternative

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan sebaik-baiknya dalam rangka mencapai kemakmuran. Ilmu ekonomi merupakan perangkat vital bagi masyarakat untuk menetapkan langkah-langkah menuju kemakmuran.

1.      PEMBAGIAN ILMU EKONOMI
a.      Ekonomi Teori
Ekonomi teori merupakan kumpulan teori-teori di bidang ekonomi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kebijakan ekonomi untuk kepentingan masyarakat. Ekonomi teori merupakan kerangka konsep. Kerangka seperti ini berasal dari data-data konkret yang disusun, diolah, serta diuji coba sehingga akhirnya membentuk asumsi yang bersifat umum.
b.      Ekonomi Deskriftif
Ekonomi deskriftif menggambarkan keadaan ekonomi dalam bentuk angka-angka. Caranya adalah dengan mencatat atau mendafatarkan peristiwa-peristiwa ekonomi sehingga keadaan ekonomi itu tertulis dalam bentuk angka-angka. Melalui analisis terhadap hubungan dan perbandingan tadi, dapatlah diramalkan keadaan yang mungkin terjadi di masa dating.
c.      Ekonomi Terapan
Ekonomi terapan merupakan penggunaan teori ekonomi pada masalah-masalah ekonomi tertentu. Dalam ekonomi terapan kita dapat melihat manfaat langsung teori ekonomi itu dalam kehidupan sehari-hari.
d.      Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro menunjuk pada telaah cara bekerjanya sistem ekonomi yang dilakukan secara particular. Obyek material ekonomi mikro adalah individu per individu atau perusahaan satu per satu. Dari sudut individu misalnya perilaku konsumen dan selera konsumen. Sedangkan dari sudut perusahaan misalnya ongkos perusahaan, produksi perusahaan, penawaran dari perusahaan atau permintaan dari perusahaan, pasar, dan harga.
e.      Ekonomi Makro
Ekonomi makro menunjuk pada telaah cara bekerjanya system ekonomi secara universal. Obyek material ekonomi makro dimulai dari mempelajari susunan perekonomian dari segala sudut. Apabila ekonomi makro mempersoalkan permintaan (seperti dalam ekonomi mikro), maka yang dimaksud bukan permintaan perorangan atau perusahaan tetapi permintaan masyarakat secara keseluruhan. Selanjutnya, ekonomi makro mempersoalkan pendapatan secara nasional, begitu pula produksi, konsumsi dan kesempatan kerja selalu secara menyeluruh. Tampaklah bahwa obyek material (apa yang dibahas) ekonomi mikro dan ekonomi makro pada dasarnya adalah sama. Perbedaan antara keduanya terletak pada obyek formalnya (bagaimana membahasnya).

2.     METODE ILMU EKONOMI
Dalam ilmu ekonomi, terdapat metode-metode yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi. Metode yang digunakan ada yang bercorak analitis (menguraikan) dan ada pula yang bercorak sintesis (merangkum). Berdasarkan kedua corak tersebut, metode ilmu ekonomi dapat dibedakan sebagai berikut:
a.      Metode Induktif
Metode induktif merupakan telaah yang bercorak sintesis. Metode induktif berpangkal dari kenyataan-kenyataan yang dikumpulkan dan dilacak hubungannya.


b.      Metode Deduktif
Metode deduktif merupakan telaah yang bercorak analitis. Metode deduktif berpangkal pada beberapa dalil atau hipotesis. Kemudian dalil itu diujicobakan pada kenyataan-kenyataan yang berhubungan dengan isi dalil yang bersangkutan.

3.     HUKUM EKONOMI
a.      Hubungan Sebab Akibat (kausal)
b.      Hubungan Fungsional

4.     EKONOMI DALAM KAJIAN FILSAFAT
Firman    Allah    yang    menunjukkan    tentang    prinsip    ekonomi    antara    lain sebagai berikut :
a.      Prinsip Ekonomi (Non Islam) Prinsip ekomomi ini adalah prinsip ekonomi yang melandaskan pada pola pikir materialisme, yang menempatkan manusia sebagai segala-galanya, baik secara kolektif atau komunal maupun individual atau liberal. Tata aturan yang bersangkut paut dengan kegiatan ekonomi ditetapkan berdasarkan aturan manusia. Berdasarkan itu ajaran Tuhan ditolaknya. Prinsip ekonomi inilah yang melandasi ekonomi konvensional pada kurun waktu sejak dunia Barat mendominasi peradaban. Prinsip ekonomi yang demikian dinyatakan dalam Al-Qur'an sebagai menyesat kehidupan, yang pada akhirnya akan melahirkan peradaban yang saling baku hantam dan mencari kelengahan pihak lain.
b.     Prinsip Ekonomi Islam, Prinsip ekonomi islam yaitu prinsip ekonomi yang didasarkan atas konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi ditetapkan berdasarkan aturan Allah dalam Al-Qur'an sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah

5.     TUJUAN EKONOMI ISLAM
a.      Mewujudkan kehidupan ekonomi ummat manusia yang makmur dan selalu dalam taraf lebih maju, dengan jalan melaksanakan produksi barang dan jasa dalam kualitas dan kuantitas yang cukup, guna memenuhi kebutuhan jasmani, rohani serta kebutuhan spiritual, dalam rangka menumbuhkan taraf  kesejahteraan duniawi maupun ukhrowi secara serasi dan seimbang.
b.     Mewujudkan kehidupan ekonomi ummat manusia yang adil dan merata, dengan jalan melaksanakan distribusi barang, jasa, kesempatan, kekuasaan dan pendapatan masyarakat secara jujur dan terarah dan selalu meningkatkan taraf keadilan dan pemerataannya.
c.      Mewujudkan kehidupan ekonomi ummat yang stabil dengan jalan menghindarkan gangguan-gangguan inflasi dan depresi ataupun stagnasi, namun tidak menghambat laju pertumbuhan ekonomi masyarakat, dengan jalan mengendalikan tingkah laku masyarakat yang membawa ke arah kegoncangan ekonomi.
d.     Mewujudkan kehidupan ekonomi yang serasi, bersatu, damai, dan maju, dalam suasana kekeluargaan sesama ummat, dengan jalan menghilangkan nafsu untuk menguasai, menumpuk harta, ataupun sikap-sikap lemah terhadap gejala-gejala yang negatif.
e.     Mewujudkan kehidupan ekonomi yang relatif menjamin kemerdekaan, baik dalam memilih jenis barang dan jasa, memilih sistem dan organisasi produksi, maupun memilih sistem distribusi, sehingga tingkat partisipasi masyarakat dapat dikerahkan secara maksimal, dengan meniadakan penguasaan berlebih dari sekelompok masyarakat ekonomi, serta menumbuhkan sikap-sikap kebersamaan (solidaritas).
f.      Mewujudkan kehidupan ekonomi yang tidak menimbulkan kerusakan di bumi, sehingga kelestarian dapat dijaga sebaik-baiknya, baik alam fisik, kultural, sosial maupun spiritual keagamaan.
g.      Mewujudkan kehidupan ekonomi ummat manusia yang relatif mandiri tanpa adanya ketergantungan yang berlebihan dari kelompok-kelompok masyarakat lain.

II.     Epistemologi Dalam Ekonomi
Sesungguhnya pengabaian atas perkiraan relatif (estimate) untuk menyatakan pengetahuan itu benar adanya, sebaliknya juga dengan estimasi, kebenaran akan suatu pengetahuan dapat di perdebatkan atau di permasalahkan. Sebagai gambaran kepada kita bahwa perekonomian Amerika didorong oleh aspek jasa, dan aspek-aspek lain yang juga turut membuat ekonomi Amerika kokoh. Lihat jumlah penduduk amerika, produksi per sektor Amerika, dan pola konsumsi orang-orang amerika yang instan dan konsumtif. Pertanyaannya adalah, dari mana orang-orang amerika dapat hidup seimbang dengan ketimbangan yang setaraf, sebagaimana yang telah kita bahas di depan bahwa kepercayaan atas keyakinan belum tentu benar oleh karena presisi yang berbeda-beda juga turut dalam proses pengambilan keputusan suatu permasalahan.

Akan tetapi grafik ekonomi tidak pernah terukur dan terarah secara vertikal dan horisontal, akan tetapi naik dan bergeser begitu juga turun dan bergeser membentuk tanda kali lalu kemudian berjalan mengikuti perhitungan yang bergeser secara terus menerus. Dengan demikian maka, dapat di simpulkan sementara bahwasanya pergerekan ekonomi akan terus bergeser mendekati kesetimbangan antara apa yang diharapkan dan apa yang menjadi nyata (realibilitas). Olehnya itu, suatu saat dan mungkin kini perekonomian amerika yang kokoh itu akan dan mulai tergoyang secara perlahan laksana angin yang meniup pohon yang semakin besar, baik batangnya. Akarnya, cabang-cabangnya, dahannya, dan daun-daunnya. Walaupun berdiri kokoh namun pohon itu sudah lama dan umurnya sudah tua termakan usia, belum lagi akar-akarnya mulai keras dan kering, begitu juga batang dan daunnya dan bukan menjadi mustahil kalau suatu saat pohon itu akan roboh bukan satu persatu melainkan roboh secara total. Oleh karena diperlukan langkah-langkah penanganan yang kontinyu, dengan melakukan reboisasi sehingga persoalan yang menimbulkan perdebatan yang secara tak pasti tadi dapat terealisasi walau suatu saat permasalahan itu akan muncul kembali.

1.     DENGAN MANAJEMEN
Dewasa ini semua kegiatan bisnis diperhadapkan pada kondisi yang dikenal sebagai era ekonomi baru atau era ekonomi global. Era ini memiliki sejumlah karakteristik antara lain: kinerja perusahaan harus mampu memenuhi harapan pihak terkait, adanya tuntutan agar perusahaan selalu menyempurnakan kinerjanya, ketatnya persaingan antar produk sejenis dan di antara produk tertentu dengan substitusinya, menguatnya saling ketergantungan antara satu perusahaan dengan lainnya, dan cepatnya perubahan selera pelanggan.

Menghadapi kondisi seperti tersebut di atas, perusahaan telah berupaya menyesuaikan diri sedemikian rupa demi mempertahankan keberadaannya. Namun, kadang-kadang (bahkan mungkin acapkali) perusahaan masih dipandang oleh pelanggan-pelanggannya kalah bersaing dibandingkan lawan-lawannya, sehingga loyalitas pelanggan tidak lagi bisa dipertahankan. Fakta ini ikut merintangi pertumbuhan penghasilan dan menghambat perkembangan bisnis perusahaan. Jika diteliti penyebabnya adalah sikap yang ditunjukkan oleh beberapa manajer dan para karyawan sehubungan dengan kesalahan-kesalahan kecil dalam proses operasi/produksi, keterlambatan proses, penyelesaian produksi terlalu dini, dan cacat-cacat kecil pada output, yang dipandang sebagai konsekuensi bisnis yang wajar.

Sejatinya perlu disadari bahwa setiap penyimpangan berapapun kecilnya tetap merupakan problema yang pada gilirannya rawan menimbulkan biaya/pengorbanan; atau setidak-tidaknya menurunkan laba perusahaan dan mengurangi kepuasan pelanggan. Maka lebih bijaksana apabila pihak manajemen memantau dan mengamati penyimpangan-penyimpangan yang terjadi beserta akar penyebabnya, kemudian berupaya mengendalikannya. Adapun perangkat manajerial untuk mengendalikannya disebut six sigma; sebuah metode manajemen yang

Untuk mewujudkannya memerlukan sejumlah tahap yang oleh Brue (2002) disingkat DMAIC, yaitu:
a.      Define
Pertama, manajemen perusahaan yaitu pimpinan-pimpinan perusahaan (selanjutnya hanya disebut manajemen) harus mengidentifikasi secara jelas problema-problema yang dihadapi. Tidak menutup kemungkinan, manajemen harus memetakan proses kegiatan guna memahami dan melokalisir masalah. Kedua, memilih sebuah alternatif tindakan sebagai proyek untuk menanggulangi meluasnya problema/ menyelesaikannya. Ketiga, perusahaan perlu merumuskan tolok ukur/parameter keberhasilan proyek yang dipilih menyangkut luasnya ruang gerak, tingkat penyelesaian masalah sebagai sasaran yang dibidik, tersedianya alat-alat/perlengkapan dan tenaga pelaksana, waktu serta biaya.

Pelaksanaan memerlukan metode persamaan di antara faktor-faktor kunci yang mempengaruhi hasil (dalam hal ini ditunjukkan dengan variabel x) dan kualitas hasil dari proses kegiatan (ditunjukkan oleh variabel y). Dengan demikian, secara matematis persamaan tersebut dapat dirumuskan dengan y = f (x). Untuk memperoleh tingkat kualitas tertentu dari sebuah hasil yang diinginkan, manajemen perusahaan bisa mengukur, mengkaji, mengendalikan dan menyempurnakan faktor-faktor kunci yang amat berpengaruh terhadap hasil tersebut.

b.      Measure
Pada tahap ini terlebih dulu manajemen harus memahami proses internal perusahaan yang sangat potensial mempengaruhi mutu output (disebut critical to quality/CTQ). Kemudian mengukur besaran penyimpangan yang terjadi dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan pada CTQ. Penyimpangan merupakan karakteristik yang dapat diukur yang dijumpai pada proses atau output, namun tidak berada di dalam batas-batas penerimaan pelanggan. Setelah besaran penyimpangan teridentifikasi, manajemen bisa menghitung penghematan dana yang diperoleh jika penyimpangan tersebut tereliminasi. Selanjutnya manajemen perlu membandingkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan proyek penanggulangan simpangan dengan penambahan laba sebagai akibat dari penghematan yang diperoleh. Jika biaya proyek:
-     lebih besar/sama dengan penghematan yang diperoleh, maka x ditolak;
-     lebih kecil dari pada penghematan yang diperoleh, maka x harus diwujudkan.

c.      Analyze
Di sini manajemen berupaya memahami mengapa terjadi penyimpangan dan mencari alasan-alasan yang mengakibatkannya. Dalam pada itu, manajemen harus mengembangkan sejumlah asumsi sebagai hipotesis. Hipotesis/dugaan-dugaan sementara mengenai faktor-faktor penyebab penyimpangan harus diuji. Jika hasil uji terhadap hipotesis diterima berarti faktor-faktor penyebab simpangan berpengaruh secara signifikan terhadap penyimpangan yang ada. Apabila hasil uji terhadap hipotesis ditolak berarti faktor-faktor tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyimpangan yang ada. Setelah mendata faktor-faktor yang dominan mengakibatkan penyimpangan, manajemen harus melangkah ke tahap improve.

d.      Improve
Pada tahap improve, manajemen memastikan variabel-variabel kunci atau faktor-faktor utama (x) dan mengukur daya pengaruhnya terhadap hasil yang diinginkan (y). Sebagai hasilnya, manajemen mengidentifikasi jajaran penerimaan maksimum terhadap masing-masing variabel untuk menjamin bahwa sistim pengukurannya memang layak untuk mengukur penyimpangan yang ada. Kemudian manajemen bisa memodifikasi tiap-tiap variabel kunci agar selalu berada di dalam jajaran penerimaan.

e.      Control
Pada tahap terakhir ini, manajemen harus mempertahankan perubahan-perubahan yang telah dilakukan terhadap variabel-variabel x dalam rangka melestarikan hasil (y) yang senantiasa memuaskan pelanggan. Secara berkala manajemen tetap wajib membuktikan kebenaran sambil memantau proses kegiatan yang sudah disempurnakan melalui alat-alat ukur dan metode yang telah ditentukan sebelumnya untuk menilai kapabilitas perusahaan.

2.     PIHAK-PIHAK PELAKSANA
Pihak-pihak tersebut meliputi:
a.      Executive Leaders
Pimpinan puncak perusahaan yang komit untuk mewujudkan, memulai dan memasyarakatkannya di seluruh bagian, divisi, departemen dan cabang-cabang perusahaan.

b.      Champions
Yaitu orang-orang yang sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan proyek. Mereka merupakan pendukung utama yang berjuang demi terbentuknya proyek dan berupaya meniadakan berbagai rintangan/hambatan baik yang bersifat fungsional, finansial, ataupun pribadi agar proyek berfungsi sebagaimana mestinya. Bisa dikatakan Champions menyatu dengan proses pelaksanaan proyek, para anggotanya berasal dari kalangan direktur dan manajer, bertanggung jawab terhadap aktivitas proyek sehari-hari, wajib melaporkan perkembangan hasil kepada executive leaders sembari mendukung tim pelaksana. Sedangkan tugas-tugas lainnya meliputi memilih calon-calon anggota, mengidentifikasi wilayah kerja proyek, menegaskan sasaran yang dikehendaki, menjamin terlaksananya proyek sesuai dengan jadwal, dan memastikan bahwa tim pelaksana telah memahami maksud/tujuan proyek.

c.      Master Project
Orang-orang yang bertindak sebagai pelatih, penasehat (mentor) dan pemandu. Master Project adalah orang-orang yang sangat menguasai alat-alat dan taktik project, dan merupakan sumber daya yang secara teknis sangat berharga. Mereka memusatkan seluruh perhatian dan kemampuannya pada penyempurnaan proses. Aspek-aspek kunci dari peranan master project terletak pada kepiawaiannya untuk memfasilitasi penyelesaian masalah tanpa mengambil alih proyek/tugas/pekerjaan.

d.      Anggota Project
Dipandang sebagai tulang punggung budaya dan pusat keberhasilan proyek, mengingat mereka adalah orang-orang yang: memimpin proyek perbaikan kinerja perusahaan; dilatih untuk menemukan masalah, penyebab beserta penyelesaiannya; bertugas mengubah teori ke dalam tindakan; wajib memilah-milah data, opini dengan fakta, dan secara kuantitatif menunjukkan faktor-faktor potensial yang menimbulkan masalah produktivitas serta profitabilitas; bertanggung jawab mewujudnyatakan proyek. Para calon anggota proyek wajib memenuhi syarat-syarat seperti: memiliki disiplin pribadi; cakap memimpin; menguasai ketrampilan teknis tertentu; mengenal prinsip-prinsip statistika; mampu berkomunikasi dengan jelas; mempunyai motivasi kerja yang memadai.

e.      Supporting Staff
Adalah orang-orang yang membantu di wilayah fungsionalnya. Pada umumnya bertugas: secara paruh waktu di bidang yang terbatas; mengaplikasikan alat-alat untuk menguji dan menyelesaikan problema-problema kronis; mengumpulkan/ menganalisis data, dan melaksanakan percobaan-percobaan; menanamkan budaya dari atas ke bawah.

III.    Kegunaan dan Dampak dari Ilmu Ekonomi (Manajemen)
Kegunaan dan dampak dari Ilmu Manajemen Ekonomi tersebut adalah:

1.     KEPUASAN PELANGGAN
Adalah perasaan senang/gembira/bahagia/lega atau sebaliknya yang ada pada diri pelanggan setelah membandingkannya dengan yang diharapkannya. Harapan pelanggan terhadap kinerja barang/jasa yang akan dibeli bermula dari harga jual produk, pengorbanan-pengorbanan waktu, energi dan psikis + berbagai promosi yang diterimanya baik oleh aktivitas perusahaan maupun dari pengalaman orang lain yang dikenalnya, apabila:
a.      Persepsi atas kinerja barang/jasa yang dibeli melebihi harapannya, pelanggan merasa sangat puas/kagum.
b.      Persepsi atas kinerja barang/jasa yang dibeli sama dengan harapannya, pelanggan merasa puas
c.      Persepsi atas kinerja barang/jasa yang dibeli di bawah harapannya, pelanggan merasa tidak puas/kecewa.

Pelanggan terdiri dari: konsumen/pemakai akhir, yaitu orang-orang/perusahaan/organisasi yang menggunakan sendiri barang dan jasa yang telah dibeli, dan penyalur, yaitu orang-orang/perusahaan yang membeli barang dan jasa untuk dijual lagi. Manajemen membantu perusahaan untuk senantiasa menyempurnakan kinerja proses, barang dan jasa yang dihasilkan, agar persepsi pelanggan sama dengan harapannya.

2.     PERTUMBUHAN BISNIS
Jika manajemen berhasil, sehingga mampu memenuhi harapan pelanggan secara efektif, dan kepuasan mereka bertambah-tambah, pada gilirannya penghasilan perusahaan akan meningkat; akibatnya tersedia dana yang memadai untuk mengembangkan perusahaan.

3.     KARYAWAN
Jika manajemen perusahaan komit/bersepakat melaksanakan Manajemen guna menyempurnakan proses, memenuhi harapan pelanggan, menghemat biaya, dll, maka dapat dipastikan bahwa para karyawan akan terdorong untuk menopang sepenuhnya. Manajemen meningkatkan moral kerja dan kebanggaan karyawan. Walaupun tidak semua karyawan harus terlibat langsung pada kegiatan Manajemen, namun setiap individu mendapatkan peluang untuk berkontribusi secara signifikan mengingat peranan tiap-tiap anggota organisasi untuk menyediakan/menopang input yang diperlukan dalam proses tertentu.

4.     KEUNGGULAN KOMPETITIF
Manajemen menjanjikan kepada perusahaan-perusahaan pengguna untuk memperoleh keunggulan bersaing antara lain melalui: penghematan biaya operasional yang memungkinkan penetapan harga jual produk lebih bersaing; memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan secara efektif dan efisien; memperoleh reputasi di bidang kualitas; mengembangkan budaya dan kebanggaan berdedikasi pada pelanggan.

Ada beberapa bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang telah melaksanakan Manajemen memperoleh hasil seperti:
a.      General Electric (GE) mendapat tambahan laba $2 milyar dalam tahun 1999 saja.
b.      Motorola berhasil menghemat $15 milyar dalam 10 tahun pertama pelaksanaannya.
c.      Allied Sigma menghemat $1,5 milyar.


Disatu sisi perusahaan diperhadapkan pada era ekonomi baru yang karakteristiknya antara lain: tuntutan pihak-pihak terkait untuk senantiasa memperoleh kinerja produk yang memuaskan; ketatnya persaingan; adanya saling ketergantungan antar perusahaan; dan cepatnya perubahan selera pelanggan. Disisi lain, masih ada (bahkan mungkin banyak) perusahaan yang tidak memperhatikan bahwa penyimpangan-penyimpangan dalam proses operasional yang potensial mengecewakan pasar, pada gilirannya merugikan perusahaan sendiri dalam jumlah yang signifikan. Menghadapi fakta pada sisi pertama sembari mengatasi problema pada sisi kedua, tersedia metode dari Ilmu Manajemen Ekonomi.

Agar Program Manajemen mampu berkinerja secara optimal, semua pihak di dalam perusahaan bahkan pihak-pihak terkait di luar perusahaan harus bersepakat/komit untuk melaksanakannya dengan seksama. Dengan demikian perusahaan akan memperoleh keunggulan bersaing dan keuntungan finansial yang maksimal.

IV.   Kesimpulan
Kebenaran dan keyakinan suatu pengetahuan yang berbeda akan melahirkan persepsi yang beragam pula. Dengan persepsi yang beragam pula akan semakin sulit bagi organisasi untuk menyimpulkannya, akan tetapi dengan terus mempertanyakan dan mengkaji sebab-musababnya maka bukan tidak mungkin kita akan menemukan kebenaran walau masih relatif, akan tetapi dengan mendekati taraf keyakinan suatu masalah yang diperdebatkan tersebut menjadi semakin baik.

Dengan demikian tidak ada kebenaran yang mutlak, melainkan pengecualian karena keterbatasan kita sebagai manusia biasa, yang tidak memiliki kesempurnaan secara hakiki. Yang olehnya itu, pengetahuan atas kebenaran yang diyakini merupakan sesuatu yang yang tak bisa di identikkan untuk menjadi supply and demand di dalam menentukan suatu keputusan, melainkan menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi.


Wassalam,
Penulis



V.    DAFTAR PUSTAKA
Brue, Greg, 2002. Sig sigma for Managers. A briefcase Book, Mc Graw-Hill.
Eckes, George, 2002. Six sigma team dynamics: the Elusive Key to Project Success, Hoboken, New Jersey.
Ingle, Sarah and Willo Roe, 2001. “Sig sigma black belt implementation”. The TQM. Magazine, Vol. 13-4, pp 273-280.
Kotler, Philip, 2003. Marketing Management. 11th Edition, Prentice-Hall.
Kotler, Philip and Gary Armstrong, 2002. Marketing, An Introduction. 5th Edition. Prentice-Hall.
Lovelock, Christopher and Lauren Wright, 2002. Principles of Service Marketing and Management. Prentice-Hall.
Schermerhorn, John R. Jr., 2002. Management. 7th Edition, John Wiley & Sons.
Urdhwareshe, Hemant, 2002. “The Sig sigma Approach”. Quality & Productivity Journal.
Internet (berbagai sumber)










                                                                                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar